LINK VIDEO Episode 8 dibuka dengan suasana mencekam di Seoul. Gerbang raksasa yang menggantung di langit akhirnya mulai retak, menandakan bahwa pasukan monster kelas tinggi siap menerobos masuk ke dunia manusia. Seluruh Asosiasi Hunter Korea dalam siaga penuh, sementara negara-negara lain menyiapkan bantuan, karena ancaman ini berskala global. Sung Jin-Woo, yang telah mempersiapkan pasukan bayangannya, bergerak cepat. Ia mengambil keputusan untuk masuk ke dalam gerbang sebelum para monster keluar, bertekad untuk menghabisi ancaman dari dalam. Di dalam gerbang, Jin-Woo menghadapi pasukan giant — makhluk raksasa dengan kekuatan destruktif luar biasa yang sudah menaklukkan kota-kota di dalam dungeon itu. Pertempuran besar terjadi antara pasukan bayangan Jin-Woo dan para giant. Di tengah pertempuran, Jin-Woo bertarung langsung melawan salah satu panglima giant, yang hampir sekuat monster kelas nasional. Pertarungan itu menunjukkan perkembangan kekuatan Jin-Woo, yang kini mampu bertar...
Suatu masa dalam kepemimpinan Umar, terjadilah Tahun Abu. Masyarakat Arab, mengalami masa paceklik yang berat. Hujan tidak lagi turun. Pepohonan mengering, tidak terhitung hewan yang mati mengenaskan. Tanah tempat berpijak hampir menghitam seperti abu. Putus asa mendera di mana-mana. Saat itu Umar sang pemimpin menampilkan kepribadian yang sebenar-benar pemimpin. Keadaan rakyat diperhatikannya saksama. Tanggung jawabnya dijalankan sepenuh hati. Setiap hari ia menginstruksikan aparatnya menyembelih onta-onta potong dan menyebarkan pengumuman kepada seluruh rakyat. Berbondong-bondong rakyat datang untuk makan. Semakin pedih hatinya. Saat itu, kecemasan menjadi kian tebal. Dengan hati gentar, lidah kelunya berujar, “Ya Allah, jangan sampai umat Muhammad menemui kehancuran di tangan ini.” Umar menabukan makan daging, minyak samin, dan susu untuk perutnya sendiri. Bukan apa-apa, ia khawatir makanan untuk rakyatnya berkurang. Ia, si pemberani itu, hanya menyantap sedikit roti dengan minyak z...