LINK VIDEO Episode 8 dibuka dengan suasana mencekam di Seoul. Gerbang raksasa yang menggantung di langit akhirnya mulai retak, menandakan bahwa pasukan monster kelas tinggi siap menerobos masuk ke dunia manusia. Seluruh Asosiasi Hunter Korea dalam siaga penuh, sementara negara-negara lain menyiapkan bantuan, karena ancaman ini berskala global. Sung Jin-Woo, yang telah mempersiapkan pasukan bayangannya, bergerak cepat. Ia mengambil keputusan untuk masuk ke dalam gerbang sebelum para monster keluar, bertekad untuk menghabisi ancaman dari dalam. Di dalam gerbang, Jin-Woo menghadapi pasukan giant — makhluk raksasa dengan kekuatan destruktif luar biasa yang sudah menaklukkan kota-kota di dalam dungeon itu. Pertempuran besar terjadi antara pasukan bayangan Jin-Woo dan para giant. Di tengah pertempuran, Jin-Woo bertarung langsung melawan salah satu panglima giant, yang hampir sekuat monster kelas nasional. Pertarungan itu menunjukkan perkembangan kekuatan Jin-Woo, yang kini mampu bertar...
Mengarungi bahtera kehidupan
Bernahkoda iman
Iman ahmad meriwayatkan dengan sanad yang shohih
bahwa rasulullah bersabda: “dahulu sebelum kamu, ada seorang raja yang
mempunyai seorang penyihir yang setia. Ketika usia penyihir semakin senja, dia
berkata kepada raja: “usiaku sudah tua dan kematianku hamper tiba. Pertemukan
aku denga seorang pemuda yang bisa menjadi kader ilmu sihirku.”
Raja
itupun segera mempertemukannya dengan seorang anak muda yang akan mewarisi
ilmunya. Namun disamping penyihir , pemuda itu juga mempunyai guru lain,
seorang rahib. Pemuda itu sering mendatangi si rahib untuk mendengarkan
petuahnya yang memukau, hingga dia sering terlambat datang kepada penyihir.
Setiap kali terlambat dia dipukul sambil ditanya: “apa yang membuatmu terlambat
hadir belajar.” Dan bila pulang kerumah untuk bertemu keluarganya, mereka juga
memukulnya dan menanyakan: “apa yang membuatmu tidak pulang.”
Lalu
pemuda itu mengadukan peristiwa yang dialaminya kepada rahib. Rahib memberikan
jalan keluar dan berkata: “bila penyihir itu hendak memukulmu, katakanlah
kepadanya: “keluargakulah yang membuatku terlambat datang.” Dan bila keluargamu
hendak memukulmu, katakanlah: “aku belajar kepada penyihir itu hingga aku
terlambat pulang.”
Pada
suatu hari, di tenggah perjalanan dia bertemu dengan binatang buas yang
mengerikan sehingga membuat banyak orang takut. Lalu ia mengabil batu dan
berkata: “Ya Allah, jika perintah rahib itu lebih engkau sukai dari pada
perintah penyihir, maka bunuhlan binatang ini agar orang-orang bisa melewati
jalan ini dengan aman”. Kemudian dia melemparkanya dengan batu, dan binatang
itu pun mati.
Pemuda
itu menceritakan hal itu kepada rahib. Rahib berkata: “ Hai anakku, engkau
lebih utama dariku. Engkau akan mendapatkan ujian. Bila hal itu terjadi jangan engkau memberi
tahu bahwa aku adalah gurumu.” Lalu pemuda itu ditakdirkan menjadi seorang yang
ahli mengobati penyakit sopak, lepra, dan penyakit berbahaya lainnya. Kebetulan
itu ada seorang ajudan raja yang buta. Dia mendengar berita tentang kepiawaian
pemuda tadi. Segera ia menemuinya dengan membawa hadiah yang sangat banyak. Dia
berkata: “sembuhkanlah aku dan engkau boleh mengambil semua yang aku bawa ini.”
Dia menjawab: “aku tidah pernah menyembuhkan seorang pun. Yang menyembuhkan
mereka hanyalah Allah. Bila engkau beriman kepada-Nya, maka aku akan berdo’a
kepada Allah agar Dia menyembuhkanmu.”
Ajudan
itu pun beriman dan pemuda itu berdo’a kepada Allah hingga Allah berkenan
menyembuhkannya. Setelah sembuh, ajudan itu datang menjumpai raja dan duduk di
dekatnya sebagaimana yang biasa dilakukannya. Raja bertanya: “ siapa yang telah
membuatmu bisa melihat kembali?” dia menjawab: “Tuhanku.” Kata raja: “Tuhanmu
adalah aku.” Ajudan itu menjawab: “bukan, tetapi tuhanku dan tuhanmu adalah
Allah.” Raja bertanya lagi: “apakah engkau mempunyai tuhan selain aku?” “benar,
tuhanku dan tuhanmu adalah allah.” Jawab ajudan.
Sejak
itu dia disiksa terus menerus, sehingga dia memberitahukan bahwa ada seorang
pemuda yang telah mendo’akanya. Akhirnya
pemuda itu dijemput untuk menghadap sang raja. Raja berkata: “Hai pemuda,
benarkah sihirmu dapat menyembuhkan penyakit sopak,lepra, dan penyakit
sejenisnya?” Pemuda tadi menjawab: “Aku tidak pernah menyembuhkan seorang pun.
Yang menyembuhkan hanyalah allah.” Raja bertanya: “Maksudmu tuhanmu adalah
aku?” Jawab pemuda: “ Bukan”. “ apakah
engkau mempunyai tuhan selai aku?” Pemuda itu menjawab: “Tuhanku dan tuhanmu
adalah Allah.” Maka dia disiksa sampai memberitahukan gurunya, yaitu sang
rahib.
Rahib
pun dijemput menghadap raja. Raja berkata: “ tinggalkanlah agamamu itu.” Tetapi
sang rahib tidak bersedia. Sambil marah, raja menggergaji rahib, hingga
tubuhnya terbelah. Lalu raja berkata kepada ajudannya: “ Tinggalkanlah
agamamu.” Ajudan itu pun juga menolak. Sang raja pun menggergaji di pertengahan
kepala ajudan dan membelahnya.
Selanjutnya giliran si pemuda dirayu oleh sang raja: “Tinggalkanlah
agamamu.” Pemuda itupun menolaknya. Kemudia ia dibawa ke suatu gunung sambil
berpesan kepada para pengawalnya: “bila kalian sudah sampai di puncak gunung
dan dia meninggalkan agamanya, maka lepaskan dia. Tetapi bila dia tetap tidak
bersedia, maka lemparkanlah dia.”
Mereka
pun pergi bersamanya. Ketika tiba di puncak gunung, pemuda itu berdo’a: “Ya
Allah selamatkanlah aku dari mereka menurut kehendak-Mu.” Gunung itu
bergoncang, menggetarkan, dan menjatuhkan para pengawal raja. Pemuda tadi
datang lagi menghadap raja. Karena penasaran raja bertanya: “Apa yang telah
terjadi dengan para pengawalku?” Dia menjawab: “ Allah telah menyelamatkan aku dari
mereka.” Raja pun mengutus beberapa orang untuk membawanya dalam perahu dan
berpesan: “bila kalian sudah sampai ditenggah laut dan dia berpaling dari
agamanya, maka bebaskanlah dia. Tetapi jika ia masih tetap bersikeras, maka
tenggelamkan dia.” Ketika mereka tiba di tenggah laut, pemuda itu kembali
berdo’a: “Ya Allah, Selamatkanlah aku dari mereka menurut kehendak-Mu.” Seluruh
pengawal pun tenggelam.
Pemuda
itu kembali menghadap raja, lalu ditanya: “Apa yang terjadi dengan para
pengawalku?” Pemuda menjawab: “Allah telah menyelamatkan aku dari mereka.”
Kemudian dia berkata kepada sang raja: “anda tidak akan bisa membunuhku,
kecuali bila anda melaksanakan perintahku.” “Apa itu?” Tanya raja.
“kumpulkanlah umat manusia di tenggah lapangan, lalu saliblah aku di batang
pohon kurma dan ambillah anak panah dari tabung anak panahku. Sambil memanahku
ucapkanlah: “ Dengan nama Allah tuhan tuhan pemuda itu.” Raja pun segera
melaksanakan saran pemuda itu dan anak panah itu tepat mengenai pelipisnya. Pemuda itu memegang anak panahnya
dan mati.
Orang
yang menyaksikan kejadian itu, ramai-ramai mengatakan: “ kami beriman kepada
pemuda itu.” Mereka berkata kepada raja: “Tidahkah engakau saksikan apa yang
selama ini engkau khawatirkan. Demi Allah sesungguhnya hal itu telah terjadi.”
Semua orang beriman kepada Allah. Raja memerintahkan para pengawalnya untuk
menggali tanah dan menyalakan api di dalam parit yang telah digali. Raja
berkata: “Siapa yang tetap menyembah aku, maka bebaskanlah dia. Dan siapa yang
beriman kepada tuhan pemuda itu, maka masukan ia kedalam parit itu.”
Mereka
semua digiring ke dalam parit. Ketika itu ada seorang wanita bersama anaknya
yang masih disusui dan terlihat ragu masuk ke dalam api. Namun anaknya berkata
“Bersabarlah wahai ibuku, sesungguhnya engkau berada dalam kebenaran.”
Comments
Post a Comment
Siswa Wajib Absen
Nama :
Kelas :
Keterangan : Saya menyatakan benar-benar sudah membaca materi sampai akhir.